Rabu, 04 Desember 2013

unsur intrinsik dan ekstrinsik Novel "Pertemuan Dua Hati"

Novel "Pertemuan Dua Hati"

 
Unsur-unsur Intrinsik
1.      Tema              : Kehidupan Sosial
2.      Tokoh             :
-          Bu Suci                                                     - Bapak (Ayahnya Bu Suci)               
-          Waskito                                                     - 3 anak Bu Suci
-          Suami Bu Suci                                          - Uwak
-          Murid-murid SD kota Semarang              -Istri RT7
-          Bu De Waskito                                         - Kakek dan Nenek Waskito
-          Kepala Sekolah                                         -Guru Agama
3.      Penokohan     :
Ø  Bu Suci (protagonis) : baik, lembut, penyayang, tanggung jawab, bijaksana, rajin, penurut kepada orang tuanya, selalu megalah diantara saudara-saudaranya, sabar dan tabah dalam menghadapi kehidupan, tidak pernah menuntut lebih kepada suaminya, peduli kepada peserta didiknya,selalu meminta pendapat kepada orang lain setiap akan mengambil keputusan.
Ø  Waskito (antagonis menjadi protaginis menjelang akhir cerita) : nakal, suka marah-marah tidak jelas, sering membolos, sering memukuli teman-temannya, pendiam, selalu meluapkan perasaannya dengan kekerasan/ memberontak, sulit bergaul dengan teman sekelasnya karena ia ditakuti teman-temannya karena sikapnya yang keras, sebenarnya ia hanya minta untuk diperhatikan dan sedikit bimbingan.
Ø  Suami Bu Suci (protagonis) : pengertian, tanggung jawab, dan perhatian.
Ø  Bu De Waskito (protagonis) : baik, perhatian pada anak.
Ø  Kepala Sekolah (protagonis) : tegas, berwibawa.
Ø  Bapak (Ayahnya Bu Suci) : tegas dalam mendidik anak.
Ø  3 Anak Bu Suci :- Anak ke-1 perempuan => lembut, cepat mengerti
- Anak ke-2 laki-laki     => diceritakan mengidap penyakit ayan
- Anak ke-3 perempuan => masih balita
Ø  Uwak                                      : Sabar, penuh kasih sayang.
Ø  Istri RT                                    : Ramah
Ø  Kakek dan Nenek Waskito     : Penyabar, ramah
Ø  Guru Agama                           : Baik, mudah menyesuaikan diri
Ø  Murid-murid SD Semarang    : Patuh terhadap guru
4.      Latar  :
v  Tempat            => Rumah Bu Suci, Sekolah Dasar di Kota Semarang, di rumah RT, Rumah Sakit, Kota Purwodadi, di sepanjang jalan dari rumah Bu Suci ke SD.
v  Waktu             => Pagi, siang, sore dan malam hari.
v  Suasana           => Sabar, prihatin, kesal, dan di akhir cerita semuanya merasa senang
5.      Alur    :
ð Dilihat dari jalan ceritanya, Novel berjudul Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini termasuk kedalam alur campuran (dimana cerita dimulai dari masa dahulu – masa sekarang – kembali ke masa dahulu – dan seterusnya).
ð Berdasarkan standart kehidupan berceritanya, Novel ini termasuk alur tertutup, sebab jalan ceritanya sudah ditentukan dengan jelas oleh pengarang dan tidak memberi kesempatan kepada pembaca untuk menentukan bagaimana akhir cerita tersebut.
6.      Sudut pandang : Posisi atau letak pengarang dalam sebuah cerita yang dikarang atau disampaikan. Novel Pertemuan Dua Hati ini termasuk ke dalam sudut pandang orang pertama. Ini dapat dilihat dari cara pengarang menggunakan penyebutan tokoh utama “aku” (sebagai aku-an) di dalam novel.
7.      Amanat          : Hendaklah kita bersabar dan tabah dalam menghadapi persoalan hidup dan jangan pernah menganggap remeh seseorang dan memandang hanya dari sisi buruknya saja. Dan kepada orang tua janganlah lupa akan memberikan pengajaran yang baik untuk anaknya.
8.      Gaya Bahasa : Bahasa Jika dilihat dari gaya berceritanya (style of though), novel ini termasuk kategori gaya bahasa langsung. Pengarang menceritakan sendiri semua peristiwa-peristiwa yang terjadi baik pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Dalam novel ini juga banyak dipakai kata yang merupakan kata-kata istimewa. Misalnya : sukar, konon, kelak, sekonyong-konyong. Mengintruksikan tumpuhan, jeng (bu), dsb. Dalam novel ini juga terdapat gaya bahasa yang bermacam-macam. Gaya bahasa yang dipakai dalam kutipan itu berkisar antara gaya bahasa Hiperbola (misalnya : tercekik oleh keharuan,…………..pastilah mulutku akan terloncat cerita peristiwa dikelas kehadapan rekan-rekanku). Gaya bahasa Metonemia (misalnya: dalam kata “membuka Hati”)
Unsur-unsur Ekstrinsik
1.      Latar Belakang Kehidupan Pengarang
Pengarang novel ini bernama Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 29 Februari 1936; umur 74 tahun ) atau lebih dikenal dengan nama N.H. Dini adalah sastrawan, novelis, dan feminis Indonesia. Setamat SMA bagian sastra (1936), mengikuti Kursus Pramugari Daraat GIA Jakarta (1956), dan terakhir mengikuti Kursus B-I Jurusan Sejarah (1957). Tahun 1957-1960 bekerja di GIA Kemayoran, Jakarta. Setelah menikah dengan Yves Coffin, berturut-turut ia bermukim di Jepang, Prancis, Amerika Serikat, dansejak 1980 menetap di Jakarta dan Semarang. Karyanya : Dua Dunia (1965), hati yang Damai (1961), La Barka (1977), Namaku Hiroko (1977), Keberangkatran (1977), Sebuah Lorong di Kotaku (1987), Padang Ilalang di Belakang Rumah (1979), Langit dan Bumi Sahabat Kami (1979), Sekayu (1981), Amir Hamzah Pangeran dari seberang (1981), Kuncup Berseri (1982), Tuileries (1982), Segi dan Garis (1983), dan Orang-orang Tran (1985). Trejemahannya : sampar (karya Albert Camus, La Peste; 1985).
 - Sejarah hidup : N.H. Dini dilahirkan dari pasangan Saljowidjojo dan Kusaminah. Ia anak bungsu dari lima bersaudara, ulang tahunnya dirayakan empat tahun sekali. Masa kecilnya penuh larangan. Konon ia masih berdarah Bugis, sehingga jika keras kepalanya muncul, ibunya acap berujar, “Nah, darah Bugisnya muncul". N.H. Dini mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas tiga SD. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri. Ia sendiri mengakui bahwa tulisan itu semacam pelampiasan hati.
2.      Nilai- nilai yang terkandung dalam novel
v  Nilai moral (sikap, perilaku) Salah satunya terdapat pada halaman 32 alinia I “…kami semua sepakat bahwa anak-anak tumbuh tidak hanya memerlukan makanan, mereka juga membutuhkan kemesraan, menginginkan perhatian. Rasa cinta kepada mereka yang diperlihatkan , menanamkan benih kekuatan tersendiri……….”
v  Nilai Sosial Hubungan antara guru dan murid tidak terbatas hanya dengan menyampaikan pelajaran yang sudah ditetapkan sesuai dengan kurikulum, melainkan lebih dari itu harus ada keterikatan batin dan rasa kasih sayang seperti orang tuanya sendiri. Supaya mampu menciptakan lulusan-lulusan yang bisa membawa diri sendiri serta mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
v  Nilai Religius Semua yang terjadi pada hidup ini karena kehendak Alloh SWT. Manusia hanya bisa berusaha dan berdoa dan Alloh SWT yang menentukannya. Salah satunya terdapat pada alinia ke-5 halaman 71. “Malamnya aku gelisah. Tidurku sangat terganggu. Dugaanku bermacam-macam. Barangkali Waskito tidak masuk esok pagi! Atau masuk, membawa pisau, atau golok, atau senjata lain yang lebih mengerikan guna membalas dendam terhadapku. Dalam sujudku menghadap Tuhan sebelum dini hari tiba, rasa kerendahan diriku semakin kutekan. Kami ini manusia sangat hina, kecil dan tak berdaya jika Tuhan tidak menghendaki keunggulan kami!”

tugas bahasa indonesia di paket


Menentukan tokoh dan perwatakan
·         Miranda :”jangan ambil nyawaku”
Tokoh  : 1. Miranda (Aku) watak keras kepala bukti perwatakan saat ia diberi pengertian tentang    siapa dirinya dia mengelak.
                2. Dr Mullen watak baik hati bukti perwatakan dia member tahu siapa Miranda yang sebenarnya.
                3. Ayah watak pendiam dan penyayang bukti perwatakan menangis ketika Miranda mengucapkan ibu dan ayahnya adalah monster.
                4. Ibu watak pemarah bukti perwatakan ibu hanya bias marah ketika Miranda menganggap ibu dan ayahnya sebagai monster,
·         Bako
Tokoh : 1. Umi watak baik hati bukti perwatakan dia selalu menyiapkan, apapun yang keluarganya buktikan
                2. suami watak tekun dan ulet bukti perwatakan melaksanakan sholat subuh setiap pagi dan pergi ke sawah untuk mencari nafkah.
                3. Aku watak kurang mengetahui bukti watak tidak mengetahui peran ibu didalam masyarakat
Menentukan alur novel
·         Miranda : jangan ambi nyawaku
Ø  Peristiwa 1 (saat menelpon emma) Alur mundur karena ibu menanyakan apa yang ditanyakan saat Miranda menelpon emma.
Ø  Peristiwa 2 (ketika ayah, ibu dan Dr mullen bercerita ) alur mundur karena menceritakan awal mula Miranda terbentuk
Ø  Pristiwa 3 ( ketika Miranda tak mau terima apa yang terjadi sebenarnya) alur maju karena Miranda sudah mengetahui yang sebenarnya dan apa yang harus ia lakukan untuk kedepannya
·         Bako
Ø  Peristiwa 1 ( kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh keluarga ) alur maju karena keseharian yang mereka lakukan untuk hari-hari selanjutnya.
Ø  Peristiwa 2 ( ketika si Aku di bri tahu sejarah ibunya tentang sekolahnya dulu ) alur mundur karena yang diceritakan tentang masa lalu ibunya
Ø  Peristiwa 3 ( saat ibu mengikuti kegiatan dalam masyarakat ) alur maju karena kegiatan tersebut digunakan untuk kedepan yang lebih baik
·         Menentukan sudut pandang
1.       Miranda : “jangan ambil nyawaku “
Ø  Sudut pandang orang pertama sering menggunakan kata pada cerita semisal : Miranda, boleh aku bicara secara pribadi dengan orang tuamu sebentar.
Ø  Sudut pandang orang ketiga sring menggunakan kata ia dan disebutkan nama saat cerita misal “ia sudah member tahu seseorang ?”
2.       Bako
Ø  Sudut pandang orang pertama ada cerita yang menggunakan kata akumisal, aku tidak mengetahui kenapa harus demikian.
Ø  Sudut pandang orang ketiga sering digunakan sebutan nama semisal suamiku dll.
·         Menentukan setting (latar) novel
Ø  Miranda
setting waktu : malam hari
Ø  Setting tempat
kamar
disebuah kursi
disini
Ø  Bako
setting tempat : pagi hari
hari minggu
dari musim kemusim
Ø  Setting tempat
pancuran
sawah
kampong
lading
sekolah
rumah
·          Miranda
tema : awal mula gadis duplikat Miranda
amanat : jangan membuat orangtuamu bersedih atau marah meskipun kamu mebencinya karena dia adalah orang yang membesarkanmu

Bako
tema: seorang istri yang mampu mengerti keluarga dan masyarakat
amanat: tidk boleh sombong saat kaya dan tetap berbagi.
·         Gaya bahasa
Miranda
- suatu objek dideskripsikan dengan cara tidak detail
-kalimat yang digunakan merupakan bahasa sehari-hari
-menggunakan majas atau ungkapan
- banyak menggunakan dialog antar tokoh
- banyak menggunakan kalimat minor , walaupun bukan berupa dialog
- kalimat bervariasi, kadang panjang, kadang pendek
-banyak menggunakan istilah daerah
Bako
- suatu objek dideskripsikan dengan cara tidak detail
-kalimat yang digunakan merupakan bahasa sehari-hari
-menggunakan majas atau ungkapan
- banyak menggunakan dialog antar tokoh
- banyak menggunakan kalimat minor , walaupun bukan berupa dialog
- kalimat bervariasi, kadang panjang, kadang pendek
-banyak menggunakan istilah daerah

Resensi



KAKAKKU MALAIKATKU

Judul               : My Idiot Brother
Penulis             : Agnes Davonar
Penerbit           : Inandra Published
Tahun Terbit    : Nopember 2011
tempat Terbit   : Jakarta
Tebal               : 267 halaman
Ukuran             : 13 x 19 cm
Jenis cover       : Soft cover
Harga              : Rp 35.000,-
No. ISBN        : 978-979-18346-8-1

            Novel tersebut menceritakan tentang seorang anak yang bernama Angel yang mempunyai kakak bernama Hendra. Umurnya 5 tahun lebih tua dari Angel. Tetapi kakak laki-laki Angel berbeda, menurutnya  kakaknya seperti penghalang kebahagiaan dalam hidupnya, bukan karena pintar ataupun merebut kasih sayang kedua orang tuanya tetapi karena kakaknya mengidap penyakit sindrom down atau lebih dikenal dengan penyakit idiot.
            Angel merasa malu mempunyai kakak seperti Hendra karena jika dia berada dikelas, pasti teman-temannya selalu mengejeknya. Pernah pada suatu ketika Angel dijemput oleh ibunya padahal ia sudah melarang kalau menjemputnya, jangan juga menjemput Hendra, tetapi ibunya tetap menjemput Hendra dan akhirnya Angel pun berlari menjauhi ibunya dan juga Hendra.
            Ayah angel bekerja di pertambangan, jadi hanya pulang setahun sekali. Tetapi jika pulang, ayahnya lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Hendra. Kasih sayang kepada Angel hanya sebatas mengasih uang dan mencium keningnya. Baginya ia tak perlu iri yang penting mendapatkan uang saku, sebab dia tau ibunya tidak akan memberi uang jika tidak menemani Hendra bermain.
            Tidak terasa Angel menginjak masa remaja dan sudah merasakan yang namanya jatuh cinta. Di sekolah seberang ada laki-laki yang disukai Angel, yaitu Aji seorang pemain basket. Angel sering melihat Aji bermain basket bersama teman-temannya di taman sekolah Angel.
            Tanpa terasa Angel semakin dekat dengan Aji, bahkan dia mempunyai impian untuk mempunyai pacar seperti Aji. Impiannya itu nyaris tercapai ketika dia diundang menghadiri hari ulang tahun Aji sebagai tamu istimewa.
            Angel ingin memberikan kado sebuah helm sport kepada Aji, dia tahu bahwa benda yang paling disukai Aji adalah helm sport. Namun uang yang dimilikinya tak cukup untuk membeli sebuah helm sport. Ketika Angel menemani kakaknya bermain monopoli, dia meminta uang kepada kakaknya, kakaknya pun memberikan uang kepada Angel dengan syarat membelikan permen di supermarket dan dia setuju. Ternyata kakaknya selama ini mengumpulkan uang untuk membelikan kado kepada Angel yang akan ulang tahun minggu depan.
            Hari yang dinanti-nantikan Angel sudah tiba, Angel diizinkan pergi ke acara ulang tahun Aji oleh ibunya, dimana acara ulang tahun tersebut dirayakan di Kafe Hijau dekat sekolahannya. Namun, sesampainya Angel di Kafe Hijau dia bertemu dengan Agnes yang diundang Aji dan merupakan musuh bebuyutannya yang terus mengejeknya dan juga sama-sama menyukai Aji, tetapi ia tak memperdulikannya. Angel baru tersadar bahwa kado yang dibelinya tertinggal dirumah. Dia tidak kembali kerumah mengambil kado tersebut karena jika mengambil kado, acara penting pemberian kue pertama akan terlewatkan.
            Hendra tiba-tiba melihat kado Angel tergeletak di lantai, kado tersebut ketinggalan saat Angel memakai sepatu. Tanpa sepengetahuan ibunya, Hendra berusaha memberikan kado tersebut kapada Angel, dengan susah payah mengingat jalan akhirnya Hendra berhasil menemukan tempat Kafe Hijau sambil membawa kado ditangannya.
            Tiba-tiba Aji menyebut nama Angel, Angel senang sekali dan maju dengan penuh kemenangan didepan Agnes. Pada saat itu juga, Hendra muncul dengan membawa kado milik Angel dengan gaya kekanak-kanakkan. Semua orang melihat ke arah kakak Angel. Agnes tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk mengejek Angel dengan mengatakan bahwa adik dan kakak idiot talah berkumpul. Angel sangat malu dan langsung panik, apalagi saat ditanya oleh Aji apakah Hendra itu kakaknya. Namun Angel menjawab bahwa Hendra bukan kakaknya sambil keluar pesta dengan rasa sangat malu. Karena panik, tanpa sadar
sepeda motor melaju cepat dan menabrak hingga ia terpental tanpa melihat apapun selain mendengar teriakan kakak Angel yang menyebut “adik adik”.
            Dua minggu kemudian Angel terbangun, dengan kondisi tanpa bisa menggerakan kaki dan tangannya serta tulang lehernya patah karena tabrakan tersebut. Angel ingin sekali melihat kakaknya karena dia selalu terbayang-bayang kakaknya. Namun saat dia bertanya pada ibunya, ibunya hanya bisa menangis dan menjelaskan pada Angel bahwa kakaknya sedang dirawat diruang sebelah karena telah memberikan kedua bola matanya untuk Angel. Ternyata ketika tabrakan tersebut Angel terjatuh dan matanya tersiram cairan air raksa yang dibawa motor tersebut. Angel hanya bisa menyesali perbuatannya dan meminta maaf pada kakaknya yang sedang terbaring dan berdoa agar kakaknya bisa cepat sembuh.
            Tapi takdir berkata lain, Hendra kani telah pergi, pergi untuk selama-lamanya dengan memberikan kado kedua bola matanya untuk Angel. Dokter sempat menolak untuk memberikan mata Hendra untuk Angel, tetapi Hendra memaksa, Hendra merasa tidak boleh ada orang lain yang cacat yang sama di keluarganya selain dia, ibunya pun menolak, tetapi Hendra marah dan tidak mau makan sampai dia bisa memberikan matanya pada Angel. Akhirnya ibunya luluh, ikhlas dan operasi pada Angel berhasil tapi Hendra mengalami pendarahan dan akhirnya kritis dan pergi untuk selamanya. Selamanya untuk membuat Angel merasa tidak perlu merasa malu memiliki kakak seperti dia. Dia seorang kakak yang tak pernah berhenti mencintai Angel sebagai adiknya. Tanpa pernah merasa sakit hati oleh kalimat kalimat yang terkadang lebih menusuk dari pada Angel memukulnya dengan keras. Selamat jalan Hendra.

Novel yang berjudul My Idiot Brother karya Agnes Davonar ini mempunyai cerita yang menarik, disamping itu cover bukunya juga menarik membuat orang tergiur untuk membacanya. Tetapi disamping itu, didalam novel tersebut ada sedikit kata-kata yang kurang sopan menurut kebudayaan kita.