Novel "Pertemuan Dua Hati"
Unsur-unsur
Intrinsik
1.
Tema : Kehidupan Sosial
2.
Tokoh :
-
Bu Suci -
Bapak (Ayahnya Bu Suci)
-
Waskito -
3 anak Bu Suci
-
Suami Bu Suci - Uwak
-
Murid-murid SD kota Semarang -Istri RT7
-
Bu De Waskito - Kakek dan Nenek Waskito
-
Kepala Sekolah -Guru Agama
3.
Penokohan :
Ø Bu
Suci (protagonis) : baik, lembut, penyayang, tanggung jawab, bijaksana, rajin, penurut
kepada orang tuanya, selalu megalah diantara saudara-saudaranya, sabar dan
tabah dalam menghadapi kehidupan, tidak pernah menuntut lebih kepada suaminya,
peduli kepada peserta didiknya,selalu meminta pendapat kepada orang lain setiap
akan mengambil keputusan.
Ø Waskito
(antagonis menjadi protaginis menjelang akhir cerita) : nakal, suka marah-marah
tidak jelas, sering membolos, sering memukuli teman-temannya, pendiam,
selalu meluapkan perasaannya dengan kekerasan/ memberontak, sulit bergaul
dengan teman sekelasnya karena ia ditakuti teman-temannya karena sikapnya yang
keras, sebenarnya ia hanya minta untuk diperhatikan dan sedikit bimbingan.
Ø Suami
Bu Suci (protagonis) : pengertian, tanggung jawab, dan perhatian.
Ø Bu
De Waskito (protagonis) : baik, perhatian pada anak.
Ø Kepala
Sekolah (protagonis) : tegas, berwibawa.
Ø Bapak
(Ayahnya Bu Suci) : tegas dalam mendidik anak.
Ø 3
Anak Bu Suci :- Anak ke-1 perempuan => lembut, cepat mengerti
-
Anak ke-2 laki-laki => diceritakan
mengidap penyakit ayan
-
Anak ke-3 perempuan => masih balita
Ø Uwak : Sabar,
penuh kasih sayang.
Ø Istri
RT :
Ramah
Ø Kakek
dan Nenek Waskito : Penyabar, ramah
Ø Guru
Agama : Baik,
mudah menyesuaikan diri
Ø Murid-murid
SD Semarang : Patuh terhadap guru
4.
Latar :
v Tempat => Rumah Bu Suci, Sekolah Dasar
di Kota Semarang, di rumah RT, Rumah Sakit, Kota Purwodadi, di sepanjang jalan
dari rumah Bu Suci ke SD.
v Waktu => Pagi, siang, sore dan malam
hari.
v Suasana => Sabar, prihatin, kesal, dan di
akhir cerita semuanya merasa senang
5.
Alur :
ð Dilihat dari jalan ceritanya, Novel
berjudul Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini termasuk kedalam alur campuran
(dimana cerita dimulai dari masa dahulu – masa sekarang – kembali ke masa
dahulu – dan seterusnya).
ð Berdasarkan standart kehidupan
berceritanya, Novel ini termasuk alur tertutup, sebab jalan ceritanya sudah
ditentukan dengan jelas oleh pengarang dan tidak memberi kesempatan kepada
pembaca untuk menentukan bagaimana akhir cerita tersebut.
6.
Sudut
pandang : Posisi atau letak pengarang dalam sebuah cerita yang
dikarang atau disampaikan. Novel Pertemuan Dua Hati ini termasuk ke dalam sudut
pandang orang pertama. Ini dapat dilihat dari cara pengarang menggunakan
penyebutan tokoh utama “aku” (sebagai aku-an) di dalam novel.
7.
Amanat : Hendaklah kita bersabar dan tabah
dalam menghadapi persoalan hidup dan jangan pernah menganggap remeh seseorang
dan memandang hanya dari sisi buruknya saja. Dan kepada orang tua janganlah
lupa akan memberikan pengajaran yang baik untuk anaknya.
8.
Gaya Bahasa : Bahasa Jika
dilihat dari gaya berceritanya (style of though), novel ini termasuk kategori
gaya bahasa langsung. Pengarang menceritakan sendiri semua peristiwa-peristiwa
yang terjadi baik pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Dalam
novel ini juga banyak dipakai kata yang merupakan kata-kata istimewa. Misalnya
: sukar, konon, kelak, sekonyong-konyong. Mengintruksikan tumpuhan, jeng (bu),
dsb. Dalam novel ini juga terdapat gaya bahasa yang bermacam-macam. Gaya bahasa
yang dipakai dalam kutipan itu berkisar antara gaya bahasa Hiperbola (misalnya
: tercekik oleh keharuan,…………..pastilah mulutku akan terloncat cerita peristiwa
dikelas kehadapan rekan-rekanku). Gaya bahasa Metonemia (misalnya: dalam kata
“membuka Hati”)
Unsur-unsur
Ekstrinsik
1. Latar Belakang Kehidupan Pengarang
Pengarang
novel ini bernama Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin (lahir di Semarang, Jawa
Tengah, 29 Februari 1936; umur 74 tahun ) atau lebih dikenal dengan nama N.H.
Dini adalah sastrawan, novelis, dan feminis Indonesia. Setamat SMA bagian
sastra (1936), mengikuti Kursus Pramugari Daraat GIA Jakarta (1956), dan
terakhir mengikuti Kursus B-I Jurusan Sejarah (1957). Tahun 1957-1960 bekerja
di GIA Kemayoran, Jakarta. Setelah menikah dengan Yves Coffin, berturut-turut
ia bermukim di Jepang, Prancis, Amerika Serikat, dansejak 1980 menetap di
Jakarta dan Semarang. Karyanya : Dua Dunia (1965), hati yang Damai (1961), La
Barka (1977), Namaku Hiroko (1977), Keberangkatran (1977), Sebuah Lorong di
Kotaku (1987), Padang Ilalang di Belakang Rumah (1979), Langit dan Bumi Sahabat
Kami (1979), Sekayu (1981), Amir Hamzah Pangeran dari seberang (1981), Kuncup
Berseri (1982), Tuileries (1982), Segi dan Garis (1983), dan Orang-orang Tran
(1985). Trejemahannya : sampar (karya Albert Camus, La Peste; 1985).
- Sejarah hidup : N.H. Dini dilahirkan dari
pasangan Saljowidjojo dan Kusaminah. Ia anak bungsu dari lima bersaudara, ulang
tahunnya dirayakan empat tahun sekali. Masa kecilnya penuh larangan. Konon ia
masih berdarah Bugis, sehingga jika keras kepalanya muncul, ibunya acap berujar,
“Nah, darah Bugisnya muncul". N.H. Dini mengaku mulai tertarik menulis
sejak kelas tiga SD. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang merupakan
ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri. Ia sendiri mengakui bahwa tulisan itu
semacam pelampiasan hati.
2. Nilai- nilai yang terkandung dalam
novel
v Nilai moral (sikap, perilaku) Salah
satunya terdapat pada halaman 32 alinia I “…kami semua sepakat bahwa anak-anak
tumbuh tidak hanya memerlukan makanan, mereka juga membutuhkan kemesraan,
menginginkan perhatian. Rasa cinta kepada mereka yang diperlihatkan ,
menanamkan benih kekuatan tersendiri……….”
v Nilai Sosial Hubungan antara guru dan murid tidak
terbatas hanya dengan menyampaikan pelajaran yang sudah ditetapkan sesuai
dengan kurikulum, melainkan lebih dari itu harus ada keterikatan batin dan rasa
kasih sayang seperti orang tuanya sendiri. Supaya mampu menciptakan
lulusan-lulusan yang bisa membawa diri sendiri serta mampu bersosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya.
v Nilai Religius Semua yang terjadi pada hidup ini
karena kehendak Alloh SWT. Manusia hanya bisa berusaha dan berdoa dan Alloh SWT
yang menentukannya. Salah satunya terdapat pada alinia ke-5 halaman 71.
“Malamnya aku gelisah. Tidurku sangat terganggu. Dugaanku bermacam-macam.
Barangkali Waskito tidak masuk esok pagi! Atau masuk, membawa pisau, atau
golok, atau senjata lain yang lebih mengerikan guna membalas dendam terhadapku.
Dalam sujudku menghadap Tuhan sebelum dini hari tiba, rasa kerendahan diriku
semakin kutekan. Kami ini manusia sangat hina, kecil dan tak berdaya jika Tuhan
tidak menghendaki keunggulan kami!”
Mardi Gras Casino, Las Vegas - Mapyro
BalasHapusMardi Gras Casino, Las Vegas, NV, United States - Find address, phone number, 충청남도 출장안마 hours, map, hours, The 남양주 출장안마 Mardi Gras 여주 출장안마 Casino at the Hotel of Las Vegas 충청남도 출장안마 opened in 1990, the former 전주 출장샵 is now